Yang kedua dilahirkan tapi mati muda. Dan yang tersial adalah berumur tua. Berbahagialah mereka yang mati muda. Mahluk kecil kembalilah dari tiada ke tiada. Berbahagialah dalam ketiadaanmu. 11 November 1969 . Cita-Cita. Saya mimpi tentang sebuah dunia. Dimana ulama, buruh, dan pemuda, Bangkit dan berkata, "Stop semua kemunafikan!
Laporannya ditulis dalam bentuk puisi: Soe Hok Gie, yang juga ingin mati muda. Soe Hok Gie meninggal pada usia 27 tahun (Desember 1969), sementara Slamet Rijadi pada usia 25 tahun (November
Soe Hok Gie dalam puisi terakhirnya sebelum meninggal diatas puncak semeru menuliskan sebuah puisi yang berjudul Cinta, didalam puisi itu ada sebuah kalimat yang diambilnya dari seorang filsuf Yunani, yaitu sebagai berikut: Nasib terbaik adalah tidak pernah dilahirkan Kedua dilahirkan namun mati muda Dan yang tersial adalah berumur tua
SEBUAH TANYA "Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
Enam belas Desember 30 tahun lalu, Soe Hok Gie, tokoh mahasiswa dan pemuda, meninggal dunia di puncak G. Semeru, bersama Idhan Dhanvantari Lubis. Sosok dan sikapnya sebagai pemikir, penulis, juga aktivis yang berani, coba ditampilkan Rudy Badil, yang mewakili rekan lainnya, Aristides (Tides) Katoppo, Wiwiek A. Wiyana, A. Rachman (Maman), Herman O. Lantang dan almarhum […]
Catatan Seorang Demonstran - Soe Hok Gie .. Nasib terbaik adalah tidak pernah dilahirkan.. Yang kedua, dilahirkan tapi mati muda.. Dan yang tersial adalah berumur tua.. Berbahagialah mereka yang mati muda.. Carl Sanburg, The Hang Man at Home (filsuf Yunani) Mahluk kecil.. Kembalilah dari tiada ke tiada.. Berbahagialah dalam ketiadaanmu..
s7TVkuQ.
puisi soe hok gie mati muda