PondokPesantren Watucongol, Muntilan, Magelang, asuhan Kiai Dalhar dan juga pondok pesantren di daerah lainnya seperti Pesantren Langitan Tuban, Pesantren Sarang dan Lasem Rembang. Mahrus Aly mondok di Lirboyo tidak lama, hanya sekitar tiga tahun. Namun karena alimnya, kemudian Abdul Karim menjodohkan dengan salah seorang putrinya yang bernama
AlumniPondok Pesantren Al-Anwar Sarang Rembang, Mentor di Pesantren Riset Al-Muhtada Semarang, Ustadzah di Pesantren Planet Nurul Furqon (Nufo) Rembang, pernah menjadi Guru Mengaji di TPQ Al-Iman Semarang, Guru Mengaji di TPQ Miftahul Huda Rembang. Saya mondok 4 tahun di Pesantren Riset Al-Muhtada Semarang dan saat ini di Pesantren Planet
Kantorlayanan publik Kecamatan Sarang berada di desa Kalipang (kantor Kecamatan), desa Sendangmulyo (Kantor Polsek, Koramil, dan Pasar), desa Sarang Meduro (Tempat Pelelangan Ikan), sementara di desa Karangmangu terdapat beberapa Pondok pesantren, di antaranya Lembaga Pondok Pesanten Ma'hadul 'Ulum Asy Syar'iyyah [LP2 MUS].
KarangmanguSarang Rembang. Pondok Pesantren Al Anwar 2 didirikan pada tahun 2006. Pendirian Pondok Pesantren Al Anwar 2 pada hakekatnya dilandasi oleh rasa tanggung jawab pribadi selaku hamba Allah SWT untuk menyeru kepada kebajikan dan mencegah kemungkaran. Selain itu latar belakang didirikanya Pondok Pesntren Al Anwar 2
YayasanPondok Pesantren Al Anwar 2, Sarang, Rembang Artikel Terbaru Berita UPACARA PERINGATAN HUT-RI KE 74 YPP. AL ANWAR 02 17 Agustus 2019 2 Komentar Gondanrojo- (17/08) Terik matahari memberikan suplai semangat bagi seluruh santri Al Anwar 02 yang melaksanakan upacra peringatan HUT-RI yang ke 74 tahun.
1Pondok Pesantren PP. Darul Ulum, Rembang; 2 Pondok Pesantren PP. Annur, Rembang; 3 Pondok Pesantren PP. Mathlabul Khoir, Rembang; 4 Pondok Pesantren PP. Al Amin, Rembang; Alamat : Karang Mangu Sarang Rembang Telepon : 0356411311 Kecamatan : Sarang Kabupaten Rembang Propinsi Jawa Tengah Tipe : Kombinasi Santri Laki - Laki : 275
qFTvs. Kecamatan Sarang secara geografis, terletak di ujung timur Pantai Utara Kabupaten Rembang Jawa Tengah, di sebelah timur berbatasandengan Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban Jawa Timur, sebelah selatan berbatasandengan Kecamatan Sedan, di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Kragan, sementara di sebelah utara terdapat Laut Jawa. Kecamatan Sarang beribukota di Sarang, secara adminstratif Kecamatan Sarang menaungi beberapa desa yang berderet di sebagian Pantai Utara Rembang. Diantaranya adalah desa Temperak, Karangmangu, Bajing Jowo, Bajing Meduro, Sarang Meduro, Sendangmulyo, dan paling barat desa Kalipang. Jarak antara kota Sarang dengan kabupaten Rembang adalah + 45 Km. sedangkan dengan ibukota propinsi Jawa Tengah Semarang + 156 Km. Kantor layanan publik Kecamatan Sarang berada di desa Kalipang kantor Kecamatan, desa Sendangmulyo Kantor Polsek, Koramil, dan Pasar, desa Sarang Meduro Tempat Pelelangan Ikan, sementara di desa Karangmangu terdapat beberapa Pondok pesantren, di antaranya Lembaga Pondok Pesanten Ma’hadul Ulum Asy Syar’iyyah [LP2 MUS]. Desa-desa sepanjang pantai tersebut mayoritas penduduknya adalah nelayan buruh maupun pemodal. Selain di sebut kota ikan karena sumber kehidupan penduduknya dari hasil penangkapan ikan, Sarang juga dikenal sebagai kota santri pusat Pondok Pesantren berada di desa Karangmangu. BERDIRINYA LEMBAGA PONDOK PESANTREN MUS Pada tahun 1850, bermula dari sebuah pengajian monolog di sebuah surau musholla yang dipimpin oleh seorang tokoh yang sangat kharismatik di lingkungan masyarakat nelayan Sarang bernama KH. Ghozali Bin Lanah. Pada saat itu beliau melihat kondisi masyarakat Sarang masih sangat jauh dari norma-norma Islam. Sebagai sarana dakwahnya beliau mendirikan sebuah lembaga pendidikan non formal, yang berupa Pondok Pesantren inilah pondok pesantren pertama yang menjadi cikal bakal berdirinya beberapa Pesantren di Karangmangu Sarang. Dalam perkembangannya, lembaga ini menjadi salah satu prioritas bagi mereka yang ingin mendalami ilmu-ilmu agama Islam. Murid-muridnya tidak hanya berasal dari wilayah Sarang, akan tetapi banyak yang berasal dari luar daerah. Salah satu murid Beliau yang sangat terkenal adalah KH. Syua’ib bin KH. Abdurrozzaq, yang selanjutnya diambil menantu oleh KH. Ghozali untuk meneruskan perjuangan Beliau dengan dibantu oleh KH. Fathurrohman putra KH. Ghozali. Sepeninggal KH. Ghozali tongkat perjuangan dipegang oleh menantu beliau KH. Syua’ib bin KH. Abdurrozzaq dan dibantu oleh dua putra KH. Syua’ib KH. Ahmad dan KH. Imam Kholil. Pada tahun 1928 M. KH. Syua’ib meninggal dunia dengan menorehkan sejarah panjang perjuangan. Dari tahun ke tahun, jumlah santri yang mengaji di lembaga ini semakin bertambah banyak. Hal ini menggugah keprihatinan KH. Ahmad Syu’aib yang melihat kurang memadainya fasilitas, karena kurangnya lokal untuk bermukim bagi para santri yang berasal dari luar daerah. Akhirnya, KH. Ahmad dengan dukungan dan bantuan menantu Beliau, KH. Zubair Dahlan ayahanda KH. Maimoen Zubair, berinisiatif untuk mendirikan lembaga baru yang diberi nama Ma’hadul Ulum Asy-Syari’yyah MUS. Pada perkembangannya Pondok pesantren ini terus mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Semenjak dari asuhan KH. Ahmad Syua’ib w. 1967 M kemudian diteruskan oleh putra Beliau, KH. Abdurrochim Ahmad w. 21 Romadlon 1422 H / 2001 M hingga sekarang Pondok Pesantren MUS telah memiliki santri dengan jumlah terdiri dari 800santri putra dan 400 santri putri . Saat ini Pondok Pesantren MUS telah memasuki generasi ketiga di bawah asuhan KH. M. Sa’id Abdurrochim dibantu oleh KH. M. Adib Abdurrochim dan KH. M. Ahdal Abdurrochim. Seiring dengan berjalannya waktu, Pondok Pesantren MUS terus mengalami perkembangan. Tidak hanya santri dari kalangan remaja dan dewasa, santri anak-anakpun banyak menuntut ilmu di dalamnya. Untuk menjaga kwalitas belajar para santri, khususnya santri dari kalangan anak-anak, maka pada bulan November tahun 2007 M, muncul ide untuk membuat pondok khusus anak-anak. Hal ini dianggap perlu demi menjaga efektivitas dan konsentrasi belajar santri seusia mereka. Karena pada usia seperti mereka diperlukan pendidikan dan pengajaran serta penanganan khusus. Untuk merealisasikan hal tersebut, maka pada akhir tahun 2007 dibangunlah Pondok Pesantren baru khusus anak- anak yang diberi nama Ma’had Tarbiyatul Athfal. Dimana Pondok Pesantren ini masih berada di bawah naungan Pondok Pesantren Ma’hadul Ulum Asy-Syari’yyah MUS. Pembangunan Ma’had Tarbiyatul Athfal ini dibiayai oleh sumbangan tidak mengikat yang bersumber dari alumni dan para dermawan. MASYARAKAT SEKITAR PESANTREN Stabilitas ekonomi masyarakat Sekitar Pondok Pesantren MUS, mayoritas penduduknya bermatapencaharian sebagai nelayan, sesuai dengan letak geografisnya yang berada di tepi laut, hanya sebagian kecil saja yang bercocok tanam dan berniaga. Secara umum dapat dikatakan bahwa masyarakat sekitar Pondok Pesantren ini tergolong kelas menengah. Sedangkan secara statistik keberagamaan masyarakat di sekitar Pesantren berkisar 99,9 % adalah penganut Agama Islam yang taat, sehingga sangat menunjang keberadaan Pondok Pesantren. Respon masyarakat sekitar terhadap Pondok Pesantren dapat terlihat dari partisipasi dan antusias mereka dalam pengajian rutin yang sudah turun menurun, diadakan setiap satu bulan sekali tepatnya Rabu Wage Selapanan. Di samping itu masyarakatpun dapat memanfaatkan para santri Pondok Pesantren MUS dalam kegiatan-kegiatan keagamaan semisal kegiatan Maulidiyyah, Tahlil dan lain-lain. Masyarakat sekitar Pondok Pesantren mempunyai hubungan erat yang dijalin oleh masyayikh dan para ustadz, agar mereka ikut merasa bertanggung jawab atas keamanan, kedisiplinan dan perkembangan Pesantren. Sebagai institusi pendidikan dan pengajaran ilmu-ilmu agama, pesantren mempunyai peranan besar dalam proses transformasi sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat sekitarnya. Karena bagaimanapun pesantren merupakan sub sistem komunitas yang lebih besar sehingga mampu mendapatkan kepercayaan yang besar dari masyarakat. IV. FASILITAS Putra Kamar tidur 50 kamar Ruang tamu 2 kamar Aula 2 buah Musholla 1 buah Perpustakaan 2 buah Kantor 3 buah MCK 52 buah Kantin 4 buah Dapur umum 2 buah Putri Kamar tidur 30 kamar Raung tamu 2 kamar Aula 1 buah Musholla 1 buah Perpustakaan 1 buah Kantor 3 buah MCK 25 buah Kantin 2 buah Dapur umum 1 buah V. KEADAAN SANTRI, KYAI DAN GURU/USTADZ Santri yang mondok / belajar di Pondok Pesantren Ma’hadul Ulum Asy Syar’iyyah bejumlah + 1200 teridiri dari 800 santri putra 400 santri putri meliputi santri yang bermukim berjumlah + 1075 dan santri yang tidak menetap + 175 santri. Santri tersebut berasal dari sekitar Sarang dan beberapa kabupaten yang berada di Jawa dan luar Jawa seperti Kalimantan dan Sumatra. Jumlah Kyai / Masyayikh adalah 6 orang, meliputi; 1 Pengasuh dan 5 anggota dewan Mustasyar. Ustadz / Guru berjumlah 45 orang, yang mayoritas berpendidikan madrasah tingkat Aliyah. VI. KEGIATAN PROSES BELAJAR MENGAJAR PON-PES MUS Proses belajar mengajar di Pon Pes MUS yang wajib diikuti oleh seluruh santri dimulai menjelang subuh. Pkl s/d Bangun Sholat Subuh. Pkl s/d Mengaji kitab salaf. Pkl s/d Makan pagi dan persiapan sekolah. Pkl s/d Belajar klasikal di Madrasah Ghozaliyyah Syafi’iyyah Pkl s/d Makan siang dan jama’ah Sholat Dhuhur. Pkl s/d Mengaji kitab salaf. Pkl s/d Istirahat. Pkl s/d Jama’ah Sholat Ashar. Pkl s/d Mengaji kitab salaf. Pkl s/d Istirahat Pkl s/d Jama’ah Sholat Maghrib. Pkl s/d Mengaji kitab salaf. Pkl s/d Jama’ah Sholat Isya’. Pkl s/d Belajar bersama Study Club Pkl s/d Musyawaroh Diskusi Pkl s/d Istirahat Di samping kegiatan rutin, di pesantren ini juga diadakan kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler seperti, pembacaan dziba’iyyah, khithobah, diskusi ilmiah mingguan Majma’ Mubahastah Masail Syar’iyyah M3S, kuliah tujuh menit, dan majalah dinding Ar-Rihlah. VII. SUMBER DAN USAHA EKONOMI Sumber dana utama Lembaga Pondok Pesantren Ma’hadul Ulum Asy Syar’iyyah LP2 MUS adalah pemasukan dari unit usaha yang berada di bawah naungan pondok serta iuran para santri/siswa setiap bulan. VIII. KEGIATAN USAHA YANG SUDAH BERJALAN Hingga saat ini, kegiatan usaha Lembaga Pondok Pesantren Ma’hadul Ulum Asy Syar’iyyah LP2 MUS yang sudah beroperasi dengan optimal mulai tahun didirikan 1974 hingga saat ini adalah koperasi ” DWI BHAKTI”. Optimalisasi usaha koperasi ini, masih sebatas pemenuhan kebutuhan sehari-hari para santri dan masyarakat sekitar pondok pesantren.
Profil Pondok pesantren Sarang dirintis oleh KH. Ghozali bin Lanah sekitar tahun 1810-an M sampai beliau wafat pada tahun 1859 M. Setelah beliau wafat kepemimpinan Pondok Sarang diteruskan oleh para putra, menantu dan cucu-cucu beliau. Berikut estafet kepemimpinan Pondok Pesantren Sarang;Periode pertama tahun 1810 pendiri KH. Ghozali bin kedua 1860-1910 M KH. Umar bin Harun menantu sekaligus keponakan KH. Ghozali bin Lanah dan KH. Syu’aib bin Abdurrozaq menantu KH. Ghozali bin Lanah. Periode ketiga 1910-1927 M KH. Fathurrohman Putra KH. Ghozali bin Lanah..Periode keempat 1930-1990 M KH. Imam Kholil bin KH. Syu’aib, KH. Aly Masyfu’ putra KH. Fathurrohman, KH. Ahmad bin Syu’aib kakak kandung KH. Imam Kholil, KH. Abdulloh menantu KH. Syu’aib, dan KH. Zubair Dahlan cucu dari KH. Syu’aib dan sekaligus menantu KH. Ahmad bin Syu’aib..Kiai Imam Kholil mengasuh pondok warisan Kiai Ghozali yang dulunya diasuh oleh KH. Fathurrohman beserta para kiai-kiai yang lain kemudian diberi nama PP. MIS Ma’hadul *llmi Asy-syarl. Pada masa KH. Imam Kholil, pondok pesantren sarang khususnya PP. MIS untuk pertama kalinya membuka pondok khusus bagi para santri putri. Saat ini pondok putri tersebut berada di depan ndalem KH. Abdullah Faqih Imam. Pada tahun 1969-an pondok pesantren ini juga melakukan penambahan komplek yang disediakan untuk para santri asal Magelang daerah asal KH. Roghibi Murtadlo yang merupakan menantu KH. Imam Kholil yang diberi nama komplek PR Putra Roghibi. KH. Imam Kholil dalam mengasuh santri dibantu oleh putra-putra dan para menantu beliau, yaitu KH. M. Mabrur menantu, KH. Umar Faruq Imam, KH. Abdur Rozaq Imam, KH. M. Roghibi Murtadlo menantu, dan KH. Muhammad Faqih Imam. Setelah KH. Imam Kholil wafat, kepemimpinan pondok pesantren diteruskan KH. Umar Faruq dibantu adik beliau KH. Faqih Imam beserta para menantu Mbah Imam. Lalu tongkat estafet pengasuh berjalan sampai sekarang dipegang oleh KH. Abdurrozaq Imam dan KH. Roghib Mabrur beserta para kiai yang lain. PendiriKH. Ghozali bin Lanah Pengasuh1. KH. Ghozali bin Lanah2. KH. Umar bin Harun3. KH. Syu’aib bin Abdurrozaq4. KH. Fathurrohman Putra KH. Ghozali bin Lanah..5. KH. Imam Kholil bin KH. Syu’aib6. KH. Aly Masyfu’ putra KH. Fathurrohman7. KH. Ahmad bin Syu’aib kakak kandung KH. Imam Kholil8. KH. Abdulloh menantu KH. Syu’aib9. KH. Zubair Dahlan10. KH. Roghibi Murtadlo11. KH. M. Mabrur menantu13. 12. KH. Umar Faruq Imam14. KH. Abdur Rozaq Imam15. KH. M. Roghibi Murtadlo menantu17. 16. KH. Muhammad Faqih KH. Umar Faruq dibantu 19. KH. Faqih ImamKH. Abdurrozaq ImamKH. Roghib Mabrur PENDIDIKAN ​​Unit Pendidikan 1. Tahfidzul Qur’an2. Sekolah Madrasah MGS/MPG3. Sekolah Formal EKSTRAKURIKULER Pesantren ini memiliki Ekstrakurikuler sebagai berikut1. Tahfidz Qur’an2. Kajian Kitab Kuning3. Seni Baca Al Qur’an4. Hadrah5. Bahtsul Masa’il6. Hadrah7. Ziarah8. Kaligrafi9. Bahasa Arab10. Bahasa Inggris11. Bahtsul Masa’il di pesantren Ma’hadul Ilmi Asy Syar’ieMIS Hadrah di pesantren Ma’hadul Ilmi Asy Syar’ieMIS FASILITAS Pesantren ini memiliki fasilitas sebagai berikut1. Masjid2. Gedung Asrama Santri3. Aula4. Ruang Tamu5. Mushola6. Perpustakaan7. Kantor8. Sanitasi dan MCK9. Kantin10. Dapur Umum11. Kamar mandi Gedung pesantren di pesantren Ma’hadul Ilmi Asy Syar’ieMIS Gedung pesantren di pesantren Ma’hadul Ilmi Asy Syar’ieMIS ALAMAT Karangmangu, Sarang, Rembang, Jawa TengahKode Pos 59274Telepon 0852-2618-4384, 0812-1577-5119, 0812-1577-2017, 0856-3330-093, 0813-9838-6167 Email ponpesmis ppmis KUNJUNGI JUGA Untuk berpartisipasi memperbarui informasi ini, silakan mengirim email ke redaksi
"Sekilas Pondok Pesantren Al Anwar" Pesantren Sarang, adalah pesantren yang ada di Sarang. Entah bagaimana asbabul wurudnya, nama pesantren selalu lebih lekat dengan daerahnya ketimbang "nama resmi" lembaganya. Malah acap kali orang menyebutkan pesantren dengan nama Kyainya, misalnya Pondoke Mbah Maimun Sarang, atau Pondoke Mbah Kholil Rembang dan seterusnya. Sampai sekarang, orang lebih menyebut pondok Lirboyo, misalnya, karena berada di Lirboyo atau pondok Ploso, karena berada di Ploso. Tak berbeda pula dengan pondok menilik letak geografisnya, tentu tidak ada yang menarik di sini. Kompleks Pesantren adalah tanah yang gersang, bangunannya juga tidak terlalu istimewa. Namun jangan salah sangka, Sarang adalah media semai bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Dari rahim pondok Sarang, beriatus-ratus tokoh agama mengenyam "pahit-getirnya" memburu salah jika Sarang kemudian dibutuhkan masyarakat. Sekian ribu santri berjubel dan hilir mudik memburu tempat pengajian. Beribu-ribu mulut selalu komat-kamit menghapalkan materi pelajaran. Hari-hari di Sarang tidak akan pernah bisa dibatasi oleh putaran jarum adzan subuh berkumandang, lantunan ayat Qur'an sudah menyambutnya. Setelah jama'ah subuh, beberapa tempat mengaji sudah penuh. Sebentar setelah mentari muncul, ribuan santri bagai lebah berterbangan menuju madrasah. Sebagian lagi memenuhi ruang untuk sampai sore pun tidak ada waktu yang kosong. Malam hari apalagi. Aktifitas para penghuni Sarang seperi tidak pernah memberi peluang waktu untuk berlalu percuma. Sarang benar-benar samudra ilmu yang tiada tetaplah pesantren. Itu yang tidak bisa kita lupakan. Segala keunikan dan keanehan bisa kita saksikan di dalamnya. Tempat ini merupakan melting bowl bagi sekian banyak produk budaya yang melekat pada setiap santri. Sehingga interaksi dari sekian banyak santri selain menjadikan mereka akrab, juga menjadikan mereka menemukan kreativitas bisa membayangkan misalnya, bagaimana orang "kulonan" yang biasa bersopan santun ketamu dengan orang "wetanan" yang lebih suka bloko suto. Anak petani yang berbudaya agraris harus hidup sekamar dengan anak pedagang yang biasanya lebih rasional. Dan tentu masih banyak lagi. Kekayaan tradisi yang ada tidaklah mati atau dimatikan, namun disinergikan kedalam sebentuk akulturasi yang kreatif. Sehingga muncul hibrida baru, hibrida khas pondok lewat saat ada orang makan, pasti akan ditawari "Monggo, Kang. Ndogol..! Atau misalnya masuk warung, anda akan mendengar Es Jarang, mBolot atau misalnya anda bertingkah menyakitkan, pasti langsung "disambut" dengan Kake'ane..! Sambutan khas orang pesisiran. Jika berjalan ke timur Pondok, anda akan ketemu Warung Mak Lampir dan bila ke selatan, Anda akan tiba di Warung pondok Sarang, selain gudangnya istilah, ia menjadi gudangnya pengetahuan. Bagaima tidak, para santri tidak hanya mengaji dan menghapal kitab semata, bahkan juga menghapalkan kamus Arab, misalnya nazham Ro'sun Sirah, Mafriqun Nyeng unyengan dst. Semua itulah yang bisa kita rasakan sehari-hari di pondok berlebihan kalau pondok Sarang selalu menempati ruangan tersendiri di hati para santri dan alumni. Segudang perasaan bercampur baur dibingkai rasa suka, kangen dan penasaran. Siapapun tentu akan terlintas tentang masa-masa nyantri di sana. Dan itulah yang menjadikan Sarang tidak cuma hidup di kenyataan sehari-hari, tapi juga selalu hidup di dalam hati.
pondok pesantren sarang rembang